Arwanop adalah salah satu Desa yang berada antara Gunung Cartenz, yang termasuk dalam Kec. Tembagapura, Tembagapura, Timika-Papua. Nama Arwanop ini pun mempunyai arti tersendiri. Arwanop berasal dari dua kata, yaitu Ara dan Nop. Dalam bahasa Amungme, Ara berarti bagian pinggir dan Nop berarti Ujung. Jadi Arwanop berarti Desa yang paling ujung dari desa-desa suku besar Amungme.
1.1 Helipad Bandara Moses Kilangin, Timika.
Untuk menuju Arwanop, harus menggunakan Helikopter Airfast Indonesia milik PT. Freeport dari Bandara Moses Klilangin di Timika (lih. 1.1) dengan tujuan Ainggogin-Arwanop (lih. 1.2). Jarak tempuh sekitar 20-30 menit. Dan ketika kalian sampai di sana, kalian akan terkagum-kagum dengan keindahan alamnya.
1.2 Helipad Ainggogin, Arwanop.
Nah, di Arwanop sendiri terdapat beberapa desa kecil, yaitu : Ainggogin, Anggigi, Jagamin, Ombani, Omponi, Baluni, Dingamobera, dan Tongamobera.
Dari beberapa desa tersebut, ada beberapa marga yang mendiamnya, antara lain : Janampa, Wandagau, Amisim, Awolmang, Bugaleng, Beanal, Abugau, Dimpau, dan Omaleng.
Untuk sampai ke desa-desa kecil lainnya dari Ainggogin, yang harus dilakukan adalah berjalan naik-turun gunung dan melewati sungai.
Untuk kehidupan di Arwanop masih sangat kental dengan budaya. Masih dengan honai, masih dengar bercocok tanam, masih dengan berburu, dan semua itu mereka lakukan dengan tetap menjaga kelestarian alamnya.
1.3 Perjalanan Ombani - Ainggogin.
Karena Arwanop masuk dalam daerah operasional PT. Freeport, maka desa ini pun mendapat perhatian dari PT. Freeport Indonesia. PT. Freeport Indonesia membangun rumah-rumah, sekolah, klinik, dan gereja untuk masyarakat di Arwanop.
Yah, walau pun begitu yang lebih dibutuhkan masyarakat di Arwanop bukanlah bangunan-bangunannya tetapi orang-orang di dalamnya yang mau mengabdikan diri mereka.
1.4 Barak dan Mess karyawan Trakindo.
Menurut saya, pendidikan dan kesehatan adalah nomor 1. Dan untuk itu, sangat dibutuhkan tenaga pengajar dan tenaga medis yang selalu ada tiap saat. Bukan ada lalu hilang. Bukan hanya bangunan yang berdiri megah tapi tak berisi.
Ok, next. Di Arwanop sendiri sedang dibangun landasan pesawat kecil, yang di kerjakan oleh salah satu perusahaan kontraktor yaitu PT. Trakindo. Landasan ini masih dalam proses pengerjaan, kira-kira sudah 50% lah.
1.5 Landasan pesawat di Ainggogin yang masih
dalam proses pengerjaan.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, semoga tidak hanya pembangunan-pembangunan gedung dll yg diperhatikan, tetapi pendidikan dan kesehatan juga, terutama tenaga pengajar dan tenaga medisnya. (Maaf karena mengulang lagi)
Karena ketika semua itu tercapai, yakinlah bahwa tidak akan ada lagi yang hidup terpuruk di atas hasil kekayaan tanahnya sendiri. SDM terbentuk dengan baik, SDA pun akan diolah dengan baik.
1.6 Bersama mama, bapa, dan ade-ade di Ombani 1.
Ini menjadi PR sekaligus alarm untuk kita sebagai generasi penerus Bangsa Papua. Yuk, jangan hanya mau mengais rejeki di kota yang gajinya besar tapi marilah kita sama-sama membagikan ilmu dan tenaga kita untuk saudara-saudara kita di Pedalaman Papua.
Saya akan menjadi salah satu yang akan mengabdikan diri untuk mereka. Bagaimana dengan kalian?
Kalau bukan kita yang mau peduli, siapa lagi? Ingat, berkat dari Tuhan tidak akan pernah berhenti bagi mereka yang mau berbagi berkatnya dengan sesama.
Saya akan menjadi salah satu yang akan mengabdikan diri untuk mereka. Bagaimana dengan kalian?
Kalau bukan kita yang mau peduli, siapa lagi? Ingat, berkat dari Tuhan tidak akan pernah berhenti bagi mereka yang mau berbagi berkatnya dengan sesama.
SALAM.
💛💛